Rabu, 20 November 2013

tayub blora


71 Seniman Tayub Blora Ikuti Workshop

BLORA, suaramerdeka.com - Sebanyak 71 seniman tayub Blora mengikuti workshop tayub selama dua hari, Selasa-Rabu (24-25/9). Selain untuk meningkatkan kemampuan, workshop yang digelar Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) itu digelar untuk mencari sekaligus mengukuhkan ciri dan jatidiri tayub Blora.

"Tayub Blora itu mempunyai ciri khas tersendiri dibanding tayub-tayub dari daerah lain. Pakemnya harus terus dipertahankan, jangan sampai diubah," ujar Bupati Blora, Djoko Nugroho dalam sambutan pembukaan worshop tayub di Hotel Mustika, Selasa (24/9).

Penyelenggara workshop tak main-main dalam penelusuran karakteristik tayub Blora. Sejumlah akademisi seni tayub dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta didatangkan untuk menyampaikan materi workshop. Akademisi itu di antaranya Darno dan Warsidi. Tak hanya itu, agar penyampaian materi lebih fokus, semua peserta workshop dikarantina selama dua hari.

"Hasil dari workshop ini akan ditampilkan dalam pegelaran tayub di Taman Mustika, Rabu (24/9) malam," tandas Sekretaris DPPKKI, Pratikto Nugroho.

Dia menegaskan tayub Blora berbeda dengan tayub dari daerah lainnya. Perbedaan itu antara lain terletak pada tarian, pakaian atau busana serta musik pengiring. Menurutnya perbedaan itu merupakan ciri khas dan membentuk jatidiri kesenian tayub Blora.

"Melalui workshop ini diharapkan jatidiri tayub Blora itu semakin kokoh dan dipahami para pelaku kesenian tayub Blora," tegasnya. Hanya Pratikto Nugroho mengakui tidak semua pelaku tayub di Blora mengikuti workshop. Itu terjadi karena keterbatasan anggaran.

Menurutnya dari 135 penari tayub di Blora yang mengikuti workshop sebanyak 41 orang. "Workshop antara lain diikuti pengereh, pengrawit termasuk penari," tambah Kepala Bidang Kebudayaan DPPKKI, Suntoyo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar