71 Seniman Tayub Blora Ikuti Workshop
BLORA, suaramerdeka.com - Sebanyak 71 seniman tayub Blora mengikuti
workshop tayub selama dua hari, Selasa-Rabu (24-25/9). Selain untuk
meningkatkan kemampuan, workshop yang digelar Dinas Perhubungan
Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) itu digelar
untuk mencari sekaligus mengukuhkan ciri dan jatidiri tayub Blora.
"Tayub Blora itu mempunyai ciri khas tersendiri dibanding tayub-tayub
dari daerah lain. Pakemnya harus terus dipertahankan, jangan sampai
diubah," ujar Bupati Blora, Djoko Nugroho dalam sambutan pembukaan
worshop tayub di Hotel Mustika, Selasa (24/9).
Penyelenggara
workshop tak main-main dalam penelusuran karakteristik tayub Blora.
Sejumlah akademisi seni tayub dari Institut Seni Indonesia (ISI)
Surakarta didatangkan untuk menyampaikan materi workshop. Akademisi itu
di antaranya Darno dan Warsidi. Tak hanya itu, agar penyampaian materi
lebih fokus, semua peserta workshop dikarantina selama dua hari.
"Hasil dari workshop ini akan ditampilkan dalam pegelaran tayub di
Taman Mustika, Rabu (24/9) malam," tandas Sekretaris DPPKKI, Pratikto
Nugroho.
Dia menegaskan tayub Blora berbeda dengan tayub dari
daerah lainnya. Perbedaan itu antara lain terletak pada tarian, pakaian
atau busana serta musik pengiring. Menurutnya perbedaan itu merupakan
ciri khas dan membentuk jatidiri kesenian tayub Blora.
"Melalui
workshop ini diharapkan jatidiri tayub Blora itu semakin kokoh dan
dipahami para pelaku kesenian tayub Blora," tegasnya. Hanya Pratikto
Nugroho mengakui tidak semua pelaku tayub di Blora mengikuti workshop.
Itu terjadi karena keterbatasan anggaran.
Menurutnya dari 135
penari tayub di Blora yang mengikuti workshop sebanyak 41 orang.
"Workshop antara lain diikuti pengereh, pengrawit termasuk penari,"
tambah Kepala Bidang Kebudayaan DPPKKI, Suntoyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar